Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), bekerja sama dengan PT Erlangga Edi Laboratories (Erela) dan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Yogyakarta, mengadakan operasi katarak gratis selama dua hari, mulai 27 hingga 28 Oktober 2024.
Program bakti sosial operasi katarak di RSUD Ruteng ini mendapat antusiasme besar dari para penderita katarak.
Direktur RSUD Ruteng, Dr. Oktavianus Y. Ampur, Sp.B., dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih kepada PT Erela atas pelaksanaan kegiatan ini.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena telah memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Manggarai,” ujar Dr. Oktavianus.
Beliau menjelaskan bahwa operasi katarak gratis ini melengkapi program jaminan kesehatan yang selama ini diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai.
Dari 148 orang yang diperiksa oleh tim medis Perdami UGM Yogyakarta, hanya 89 pasien yang memenuhi syarat untuk menjalani operasi. Dr. Oktavianus berharap program ini dapat berkesinambungan untuk mengatasi masalah kebutaan akibat katarak.
Komitmen PT Erela Berantas Katarak
Perwakilan PT Erela, Isnawan Adiprasetya, menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini, perusahaan bekerja sama dengan tim medis Perdami Yogyakarta.
Sebagai produsen dan pengembang produk kesehatan mata, PT Erela berkomitmen untuk memberantas katarak di Indonesia.
“Komitmen ini diwujudkan melalui inisiatif bakti sosial operasi katarak gratis, termasuk untuk masyarakat Manggarai,” jelas Isnawan.
Ia menambahkan bahwa tingginya prevalensi katarak di Indonesia menjadi salah satu alasan PT Erela terus melaksanakan program ini setiap tahun dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk rumah sakit dan stakeholder terkait.
“Dalam kegiatan ini, kami tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan peralatan dan tim medis yang profesional,” tambahnya.
Penyebab dan Metode Operasi Katarak
Dokter spesialis mata, Dr. Widya, Sp.M., menjelaskan bahwa katarak dapat disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet, komplikasi penyakit diabetes melitus, serta penggunaan steroid dalam jangka panjang.
Dari 148 pendaftar, hanya 89 pasien yang dinilai layak untuk menjalani operasi setelah pemeriksaan ketajaman penglihatan (visus).
“Kami menilai ketajaman penglihatan kurang dari 6/60 dan melihat apakah pasien dapat membedakan cahaya terang dan gelap,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa katarak umumnya menyerang usia di atas 60 tahun. Namun, ada juga kasus pada usia di bawah 50 tahun akibat komplikasi penyakit seperti diabetes atau katarak bawaan.
Terdapat dua metode yang digunakan dalam operasi:
Fakoemulsifikasi: Untuk kasus ringan hingga sedang, menggunakan irisan kecil 2 mm tanpa pendarahan.
Ekstrakapsular: Untuk kasus berat, menggunakan prosedur dengan irisan lebih besar.
Program bakti sosial ini merupakan langkah nyata PT Erela, RSUD Ruteng, dan Perdami dalam meningkatkan kualitas hidup pasien katarak sekaligus mencegah kebutaan di Indonesia.
Program bakti sosial operasi katarak di RSUD Ruteng ini mendapat antusiasme besar dari para penderita katarak.
Direktur RSUD Ruteng, Dr. Oktavianus Y. Ampur, Sp.B., dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih kepada PT Erela atas pelaksanaan kegiatan ini.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena telah memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Manggarai,” ujar Dr. Oktavianus.
Beliau menjelaskan bahwa operasi katarak gratis ini melengkapi program jaminan kesehatan yang selama ini diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai.
Dari 148 orang yang diperiksa oleh tim medis Perdami UGM Yogyakarta, hanya 89 pasien yang memenuhi syarat untuk menjalani operasi. Dr. Oktavianus berharap program ini dapat berkesinambungan untuk mengatasi masalah kebutaan akibat katarak.
Komitmen PT Erela Berantas Katarak
Perwakilan PT Erela, Isnawan Adiprasetya, menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini, perusahaan bekerja sama dengan tim medis Perdami Yogyakarta.
Sebagai produsen dan pengembang produk kesehatan mata, PT Erela berkomitmen untuk memberantas katarak di Indonesia.
“Komitmen ini diwujudkan melalui inisiatif bakti sosial operasi katarak gratis, termasuk untuk masyarakat Manggarai,” jelas Isnawan.
Ia menambahkan bahwa tingginya prevalensi katarak di Indonesia menjadi salah satu alasan PT Erela terus melaksanakan program ini setiap tahun dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk rumah sakit dan stakeholder terkait.
“Dalam kegiatan ini, kami tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan peralatan dan tim medis yang profesional,” tambahnya.
Penyebab dan Metode Operasi Katarak
Dokter spesialis mata, Dr. Widya, Sp.M., menjelaskan bahwa katarak dapat disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet, komplikasi penyakit diabetes melitus, serta penggunaan steroid dalam jangka panjang.
Dari 148 pendaftar, hanya 89 pasien yang dinilai layak untuk menjalani operasi setelah pemeriksaan ketajaman penglihatan (visus).
“Kami menilai ketajaman penglihatan kurang dari 6/60 dan melihat apakah pasien dapat membedakan cahaya terang dan gelap,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa katarak umumnya menyerang usia di atas 60 tahun. Namun, ada juga kasus pada usia di bawah 50 tahun akibat komplikasi penyakit seperti diabetes atau katarak bawaan.
Terdapat dua metode yang digunakan dalam operasi:
Fakoemulsifikasi: Untuk kasus ringan hingga sedang, menggunakan irisan kecil 2 mm tanpa pendarahan.
Ekstrakapsular: Untuk kasus berat, menggunakan prosedur dengan irisan lebih besar.
Program bakti sosial ini merupakan langkah nyata PT Erela, RSUD Ruteng, dan Perdami dalam meningkatkan kualitas hidup pasien katarak sekaligus mencegah kebutaan di Indonesia.